Keberadaan aplikasi Temu yang notabene aplikasi e-commerce baru dari China patut diwaspadai para pelaku UMKM di Indonesia. Temu merupakan aplikasi yang didukung perusahaan asal China PDD Holdings dan berkantor pusat di Boston, Amerika Serikat. Aplikasi ini memungkinkan pelanggan untuk menelusuri dan membeli produk dari berbagai kategori, termasuk elektronik, peralatan rumah tangga, pakaian, dan aksesori.Aplikasi ini bertindak sebagai pasar di mana pelanggan dapat mencari dan membeli produk dari berbagai vendor. Aplikasi ini gratis untuk diunduh dan digunakan, dan tersedia untuk perangkat Android dan iOS.
Temu diluncurkan pada tahun 2022 dan dengan cepat menjadi salah satu aplikasi belanja paling populer di Amerika Serikat. Aplikasi ini dipuji karena antarmukanya yang mudah digunakan, berbagai macam produk, dan harga yang kompetitif. Selain itu, aplikasi ini menawarkan berbagai opsi pembayaran, termasuk kartu kredit dan dompet elektronik, serta layanan pengiriman yang andal. Temu menawarkan berbagai produk dengan diskon besar-besaran, yang sebagian besar dikirim langsung dari pabrik atau gudang di China dan mampu menumbangkan marketplace serupa di berbagai negara. Saat ini Temu beroperasi di enam negara Eropa, termasuk Prancis, Jerman, Italia, Belanda, Spanyol, dan Inggris
UMKM Unggulan
Potensi Masuknya aplikasi temu ke Indonesia diprediksi memberikan persaingan ekonomi yang signifikan terhadap UMKM lokal. UMKM yang selama ini sudah berjuang untuk bersaing di pasar lokal kini harus menghadapi kompetitor baru yang memiliki sumber daya jauh lebih besar. Aplikasi temu seringkali menawarkan harga yang lebih rendah dan promosi besar-besaran yang tentunya sulit ditandingi oleh UMKM lokal.
Selain itu, aplikasi temu dari China seringkali membawa produk impor yang lebih murah. Ini dapat mengakibatkan berkurangnya permintaan terhadap produk-produk lokal, sehingga menekan pendapatan UMKM. Jika tidak ada intervensi dari pemerintah atau upaya strategis dari UMKM itu sendiri, maka situasi ini dapat mengarah pada penutupan bisnis kecil dan meningkatnya angka pengangguran. Terbukti di negara-negara yang lebih maju Temu mampu menumbangkan lawan-lawannnya.
Ketergantungan Teknologi dan Infrastruktur Digital
Untuk bisa bersaing dengan aplikasi temu dari China, UMKM di Indonesia harus meningkatkan ketergantungan mereka pada teknologi dan infrastruktur digital. Sayangnya, banyak UMKM di Indonesia masih menghadapi kendala dalam hal akses dan pemanfaatan teknologi. Masalah seperti koneksi internet yang tidak stabil, biaya teknologi yang tinggi, dan kurangnya pengetahuan teknis menjadi penghambat utama.
Aplikasi temu dari China sudah dilengkapi dengan teknologi canggih seperti kecerdasan buatan (AI) dan big data yang memungkinkan mereka memberikan pengalaman pengguna yang lebih baik dan layanan yang lebih personal. UMKM lokal yang tidak mampu mengikuti perkembangan teknologi ini akan tertinggal dan semakin sulit bersaing.
Perlunya Regulasi dan Dukungan Pemerintah
Menghadapi ancaman dari aplikasi temu asal China, peran pemerintah menjadi sangat penting. Pemerintah perlu mengeluarkan regulasi yang melindungi UMKM lokal dari persaingan yang tidak sehat. Salah satu langkah yang bisa diambil adalah menerapkan kebijakan yang mengharuskan aplikasi temu untuk memprioritaskan produk lokal atau memberikan insentif kepada UMKM yang berpartisipasi dalam platform tersebut.
Kemudian, pemerintah juga perlu memberikan dukungan dalam bentuk pelatihan dan akses teknologi bagi UMKM. Program-program yang mendukung digitalisasi UMKM, seperti pelatihan penggunaan teknologi digital dan bantuan infrastruktur, dapat membantu UMKM untuk bertransformasi dan bersaing di era digital.
Strategi UMKM untuk Bertahan dan Berkembang
Meski menghadapi tantangan berat, UMKM masih memiliki peluang untuk bertahan dan berkembang. Salah satu strategi yang bisa diambil adalah meningkatkan kualitas produk dan layanan. Dengan menawarkan produk yang unik dan berkualitas tinggi, UMKM dapat menarik pelanggan yang menghargai kualitas dan keunikan produk lokal. UMKM juga perlu memanfaatkan platform digital untuk memperluas jangkauan pasar. Dengan memanfaatkan media sosial dan platform e-commerce lokal, UMKM dapat menjangkau lebih banyak pelanggan tanpa harus bergantung pada aplikasi temu dari China.
Kolaborasi antar-UMKM juga bisa menjadi strategi efektif. Dengan bersatu, UMKM dapat berbagi sumber daya, pengalaman, dan pengetahuan untuk mengatasi tantangan bersama. Kolaborasi ini dapat berupa kerjasama dalam promosi, produksi, atau bahkan pengembangan teknologi.
Aplikasi Temu memang membawa ancaman signifikan bagi UMKM di Indonesia. Namun, dengan langkah-langkah strategis dan dukungan dari pemerintah, UMKM masih memiliki peluang untuk bertahan dan bahkan berkembang. Penting bagi UMKM untuk terus berinovasi, memanfaatkan teknologi, dan meningkatkan kualitas produk serta layanan mereka. Dengan demikian, UMKM dapat tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia dan terus berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional.